twitter

Minggu, 29 April 2012

Mengapa disebut TBS?? Nggak TTS??




Madrasah TBS Kudus berdiri pada hari Rabu Pon 7 Jumadil Akhir 1340 H bertepatan 21 November 1928 M atau sekitar dua tahun setelah berdirinya organisasi Nahdlotul Ulama’ (NU). Pada awal kelahirannya Madrasah TBS diberi nama Tasywiquth Thullab yang artinya “Gandrungnya para Pelajar” dengan singkatan Madrasah TB. Mengapa TB? Bukan TT atau yang lainnya? Menurut penjelasan beberapa Masyayikh (kyai sepuh.red), karena pada saat itu Plat kendaraan-kendaraan (Becak, Dokar, Motor) di Kudus adalah K ... S, mengambil huruf awal dan Akhir kata KuduS.

Dari awal kelahirannya sampai sekarang, Madrasah TBS telah mengalami beberapa kali perubahan nama yaitu :
  1. Madrasah Tasywiquth Thullab “TB” (1928 - 1934)
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa TBS lahir dengan nama TB (Tasywiquth Thullab). Nama ini digunakan dari tahun 1928 sampai tahun 1934, atau sekitar 6 tahun.

  1. Madrasah Tasywiquth Thullab School “TBS” (1934 – 1972)
Madrasah Tasywiquth Thullab (TB) yang lahir pada zaman kolonial Belanda dan berlokasi di dekat Masjid Al Aqsho (Menara Kudus) ± 600 meter arah Timur Laut, berganti nama menjadi Tasywiquth Thullab School atau ditambah kata “School”. Penambahan kata “School” yang terkesan agak “berbau barat” ini bertujuan untuk mengelabui penjajah Belanda yang pada waktu itu dengan semena-mena membubarkan madrasah atau sekolah-sekolah yang dicurigai sebagai tempat mendidik pejuang-pejuang kemerdekaan. Perubahan ini atas usulan KH. Abdul Jalil (Ahli Falak Nasional) alumni perguruan tinggi di Arab Saudi yang baru pulang pada tahun 1934. Bukan hanya penambahan nama saja , namun pada saat itu pula mulai diberikan pelajaran-palajaran umum dengan tujuan agar para siswa menguasai berbagai disiplin ilmu sehingga berani melawan penjajah Belanda serta mampu menjadi pemimpin agama dan negara di masa yang akan datang. Tempat belajar tidak lagi di pondok, tetapi pindah ke sebuah bangunan yang terpisah dari pondok. Sistem ini merupakan cikal bakal kelahiran Madrasah Wajib Belajar (MWB) atau yang sekarang dikenal dengan nama Madrasah Ibtida’iyyah TBS Kudus.

  1. Madrasah Tasywiquth Thullab Salafiyyah “TBS” (1972 – 2002)
Pasca kemerdekaan Indonesia, Madrasah TBS masih menggunakan istilah School. Namun karena Istilah School banyak disorot oleh Masyarakat karena dianggap berbau kolonial Belanda, maka pada tahun 1972 melalui berkali-kali rapat pengurus Madrasah kemudian sowan menghadap penasihat madrasah, lalu digantilah istilah “school” menjadi “Salafiyyah”. Sebenarnya pada saat itu ada 2 pilihan yaitu Sunniyyah dan Salafiyyah namun oleh KH. Turaichan Adjhuri (Mbah Tur) beliau mengarahkan lebih baik menggunakan istilah “Salafiyyah” berdasar pada Nadhom yang diambil dari kitab Jauhar At-Tauhid :
اتباع من سلف ۞ وكل شرّ في ابتداع من خلف فكلّ خير في
وكلّ هدى للنّبيّ قد رجع ۞ فما ابيح افعل ودع ما لم يبح
فتابع الصالح ممّن سلفا ۞ وجانب البدعة ممّن خلفا
Meskipun ada perubahan kepanjangan, namun singkatan masih tetap TBS, karena nama TBS sudah sangat dikenal Masyarakat.
  1. Madrasah NU Tasywiquth Thullab Salafiyyah (2002 – sekarang)
TBS kembali berubah nama menjadi Madrasah NU TBS Kudus saat adanya LP Ma’arif NU. Dan saat itulah TBS menampakkan hasil yang signifikan. “Karena memang sekolah akan berkembang sesuai dengan zaman” ujar H. Musthofa Imron S.Hi Ka. MA NU TBS Kudus saat wawancara. Perkembangan TBS hingga seperti sekarang ini tentunya tidak lepas dari usaha keras para romo yai juga. Berbagai usahayang menguras energi serta pikiran dan juga biaya ini merubah anatomi TBS yang mampu berkibar ditingkat nasional bahkan tingkat Internasional. Terutama saat alih jabatan kepada H. Musthofa Imron S.Hi didaulat menjadi kepala sekolah Aliyah yang menjadi rujukan pusat. Perundingan terus menerus mengenai pembangunan TBS masa mendatang yang berorientasi kemajuan terus dikoarkan dan diperjuangkan demi eksistensi kiprah kaum Nahdliyin yang berkecimpung dalam dunia edukasi. Guna menunjang kegiatan belajar peserta didik yang kondusif maka saat itu juga madrasah TBS dilengkapi dengan fasilitas laboratorium BAHASA, laboratorium IPA, laboratorium komputer + internet, laboratorium Agama, Multimedia Room, Perpustakaan, Pondok Pesantren At-Thullab, serta terbentuknya 4 jurusan di ‘Aliyah yaitu IPA, IPS, BAHASA, dan AGAMA. TBS termasuk salah satu lembaga pendidikan yang berasaskan Islam ala Ahlissunnah wal Jama’ah. Peserta didik yang tertampung saat ini (2009) berjumlah 2.687 yang datang dari seluruh Nusantara yaitu Kudus, Jateng, Jabar, Jatim, DKI Jakarta, DI. Yogyakarta, Sumatra, Kalimantan, Riau, Papua. Dan mampu menyerap tenaga kerja yang begitu banyak dengan perincian Guru, karyawan Bagian Kebersihan, Satpam / Security sebanyak 224 orang. TBS bukan hanya sebagai pelampiasan nafsu para pelancong pemburu ilmu agama saja, namun TBS mampu mencetak alumni atau lulusan yang berguna dan bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia.

Sumber :
Majalah Ath Thullab Madrasah TBS Kudus
Edisi 2009 Hal. 54-55.
Dengan perubahan seperlunya.

Oleh :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar